Sabtu, 28 Mei 2011

ASKEP KARDIOVASKULER HIPERTENSI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi medis saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan risiko kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Padahal bila terjadi hipertensi terus menerus bisa memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik. Siapapun bisa menderita hipertensi, dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial-ekonomi.
Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah jelas, menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah bila tekanan darah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHG dinyatakan sebagai hipertensi; dan di antara nilai tersebut dikategorikan sebagai normal-tinggi (batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa di atas 18 tahun).
Hipertensi, menurut penyebabnya, dibagi menjadi 2 golongan yaitu : Hipertensi esensial atau primer adalah hipertensi yang tidak/belum diketahui penyebabnya, sekitar 90% penderita hipertensi adalah hipertensi primer.
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. . (Dr. Nico A. Lumenta, K. Nefro, Sinar Harapan).





B.     TUJUAN UMUM
Asuhan keperawatan pada klien hipertensi secara komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan.

C.    TUJUAN KHUSUS
1.      Mahasiswa mengetahui tentang pengkajian pada pasien dengan gangguan hipertensi
2.      Mahasiswa mengetahui tentang analisis data pada pasien dengan gangguan hipertensi
3.      Mahasiswa mengetahui tentang intervensi pada pasien dengan gangguan hipertensi
4.      Mahasiswa mengetahui tentang implementasi pada pasien dengan gangguan hipertensi
5.      Mahasiswa mengetahui tentang evaluasi pada pasien dengan gangguan hipertensi


















BAB II
KONSEP DASAR

A.      PENGERTIAN
Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sisitoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg
(Smeltzer & Bare, 2000)

Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah sistol dan/ atau diastole yang tidak normal, dimana tekanan sistolik yang berkisar dari 140-160 mmHg dan diastolic antara 90-95 mmHg dianggap sebagai garis batas hipertensi
(Price, 1995)

Hipertensi merupakan tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal, tinggi sampai hipertensi maligna.
(Doenges,2000)

B.       ETIOLOGI
1.    Hipertensi essensial/ primer
Penyebabnya belum diketahui dan biasanya berupa perubahan jantung dan pembuluh darah. Terjadi pada sekitar 90% kasus.
2.    Hipertensi sekunder
Kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu, penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkhim ginjal, obat-obatan, disfungsi organ, tumor, dan kehamilan.
            Faktor predisposisi
1.      Faktor keturunan
2.      Ciri perseorangan (seperti: umur, jenis kelamin, ras)
3.      Kebiasaan hidup
Seperti: konsumsi natrium, obesitas, stress, konsumsi alcohol berlebihan, konsumsi kopi, tembakau, dan obat-obatan yang berlebihan.
(Smeltzer & Bare, 2000)

C.      PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontraksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna spinaslis ke ganglia simpatis di torax dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor diantar dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron preganglion melepaskan asetil kolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontraksi pembuluh darah.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi efinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korrteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah yang mengakibatka penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Rennin merangsang angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. (Smeltzer & Bare 2000)
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa car antara lain,
1.          Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
2.          Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
3.          Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. (Pramono,20011. www.artikelkesehatan.hipertensi mengancam dunia.diakses pada tanggal, 20 Januari 2011,jam 15.00)
























D.      PATHWAY

   Merokok                Obesitas                                  Stress                         Konsumsi garam

Penimbunan          penimbunan                 pelepasan                         penahanan
      Plak                      lemak                      epinefrin                             cairan














 

       Arterosklerosis                                                               penimbunan                       cairan                                                                                                   
           Penciutan PD/                                 kontriksi
              Elastisitas                                         PD


 

                                                                 Hipertensi

                                                                Aliran darah


 


      Otak                        Ginjal                               Retina                        Pembuluh
                                                                                                                    Darah
 

    Retensi                 vasokontriksi                       spasmus                       sistemik
  PD otak                    PD ginjal                           arteriola  








 

   Tekanan                 respon RAA                       diplopia                    vasokontriksi
  PD otak 
     Nyeri           vaso-                 rangsangan   resti injuri                     afterload
    Kepala       kontriksi               aldosteron 



    G3 rasa                                    retensi Na                                                  COP
Nyaman nyeri











Gangguan istirahat dan tidur
 
                                                     Edema                           resti                  Fatique
                                                                                   Curah jantung


                                          Kelebihan                                                      Intoleransi
                                        Volume cairan                                                  aktivitas



( Corwin, Elizabeth J. 2009 )


E.       MANIFESTASI KLINIS
Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat juga ditemukan beberapa tanda dan gejala sebagai berikut:
1.      Sakit kepala
2.      Kelelahan
3.      Mual dan muntah
4.      Gelisah
5.      Diplopia
6.      Penurunan kesadaran
(Smeltzer & Bare, 2000)

F.       PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hipertensi, yaitu:
1.      Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh
2.      Pemeriksaan retina, fungsinya
3.      Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ tubuh, seperti gagal ginjal dan jantung, contohnya pemeriksaan EKG dapat menunjukan pembesaran jantung
4.      Urialisa untuk memeriksa protein dan glukosa dalam urin untuk mengidentifikasi disfungsi ginjal
5.      Foto dada dan CT scan yang dapat menunjukan adanya pembesaran jantung
(Smeltzer & Bare, 2000)

G.      PENATALAKSANAAN
1.      Terapi nonfarmakologis biasanya ditujukan pada hipertensi ringan berupa:
a.       Restriksi garam secara moderat dari 10 gram per hari menjadi 5 gram per hari
b.      Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c.       Penurunan berat badan jika kegemukan
d.      Penurunan asupan etanol
e.       Menghentikan/ menghindari merokok
2.      Terapi farmakologis terdiri dari:
a.       Diuretic Thiazid
1)      Membuang garam dan air lewat ginjal
2)      Vasodilatasi pembuluh darah
3)      Menyebabkan kehilangan kalium sehingga diberikan tambahan kalium
b.      Penghambat adenergik
1)      Terdiri dari alfa, beta bloker
2)      Menghambat susunan saraf simpatis (misalnya reserpine, methylpoda, propanolol)
3)      Angiotensin converting enzim inhibitor
a)      Menghambat angiotensin I menjadi II
b)      Melebarkan arteri, contohnya captopril (Smeltzer & Bare,2000)

H.      FOKUS INTERVENSI
1.      Pengkajian
a.       Aktivitas dan  istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
b.      Sirkulasi
Gejala    :     riwayat hipertensi,aterosklerosis,penyakit jantung koroner/ katup dan penyakit serebrovaskuler
Tanda    :     Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan untuk menegakkan diagnosis)
                    Hipotensi posyural (mungkin berhubungan dengan regimen obat).
                    Nadi, denyutan jelas dari karotis,jugularis,radialis; perbedaan denyut seperti femoral melambat sebagai kompensasi denyutan radialis atau brakialis; denyut popliteal, tibialis posterior, pedalis tidak teraba atau lemah
                    Denyut apaikal: PMI kemungkinan bergeser dan sangat kuat
                    Frekuensi/irama; takikardi berbagai distritmia
                    Bunyi jantung ; terdengar S2 pada dasar, S3 ( CHF dini ); S4 ( pengerasan ventrikel kiri/ hipertrofi ventrikel kiri )
                    Murmur senosis valvular
                    Desiran vaskular terdengar diatas karotis,femoralis,atau epigastrium (stenosis arteri )
                    DVJ (distensi vena jugularis ) ( Kongesti vena)
                    Ekstremitas; Perubahan warna kulit, suhu dingin (Vasokonstriksi perifer); pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokonstriksi)
                    Kulit pucat,sianosis dan diaforesis (kongesti hipoksemia) kemerahan (feokromositoma)
c.       Integritas Ego
Gejala    :     Riwayat perubahan kepribadian,ansietas, depresi,eufoeria atau marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral )
                    Faktor-faktor stres multiple (hubungan, keuangan dan terkaitan dengan pekerjaan)
Tanda    :     letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang meledak.
                    Gerakan tangan empati otot muka tegang (Khusus sekitar mata), gerakan fisik cepat, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara
d.      Eliminasi
Gejala    :     Gangguan ginjal sekarang atau masa lalu (spt Infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa yang lalu)
e.       Makanan dan Cairan
Gejala    : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam tinggi lemak, tinggi kolesterol (spt makanan yang digoreng, keju, dan telur) gula-gula yang berwarna hitam; kandungan tinggi kalori)
                    Mual, muntah
                    Perubahan berat badan akhir-akhir ini ( Meningkat/menurun)
                    Riwayat penggunaan diuretik.

Tanda    :     Berat badan normal atau obesitas
                    Adanya edema ( mungkin umum atau tertentu );kongesti vena,DVJ;glikosuria;( hampir 10% pasien HT adalah diabetik)
f.       Neurosensori
Gejala    :     Keluhan pening / pusing
                    Berdenyut, sakit kepala suboksipital ( terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam )
                    Episode kebas dan/ kelemahan pada satu sisi tubuh
                    Gangguan penglihatan ( diplopia,penglihatan kabur)
                    Episode epitaksis
Tanda    :     Status mental perubahan keterjagaan,orientasi,pola/isi bicara,afek,proses pikir atau memori ( ingatan )
                    Respon motorik ; penurunan genggaman tangan atau reflek tendon dalam
                    Perubahan-perubahan retinal optik : dari sklerosis atau penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema atau papiledema eksudat,dan hemoragi  tergantung pada berat/ lamanya hipertensi
g.      Nyeri atau Ketidaknyamanan
Gejala    :     Angina ( penyakit arteri karoner/keterlibatan jantung)
                    Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi ( indikasi arteosklerosis pada arteri ekksremitas bawah)
                    Sakit kepala okspitral berat seperti yang pernah terjadi sebelumnnya
                    Nyeri abdomen/massa ( Feokromositoma)
h.      Penapasan (secara umum b/d efek kardiopulmonal tahap lanjut dari hipertensi menetap)
Gejala    :     Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas kerja
                    Takipnea,ortopnea,dispnea noktural paroksismal
                    Batuk dengan tanpa pembentukan sputum
                    Riwayat merokok
Tanda    :     Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernafasan
                    Bunyi nafas tambahan (krakles/mengi)
                    sianosis 
i.        Keamanan
Gejala    :     gangguan koordinasi/cara berjalan
                    Episode parestesia unilateral transien
                    Hipotensi postural
j.        Pembelajaran atau Penyuluhan
Gejala    :     Faktor-faktor resiko keluarga hipertensi,aterosklerosis,penyakit jantung,DM,penyakit serebrovaskuler/ginjal
                    FAktor resiko etnik sprit orang Afrika Amerika,Asia Tenggara
                    Penggunaan pil KB atau hormone lain;penggfunaan obat/alkhol
Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata dirawat 4,2hari
rencana pemulangan    : Bantuan dengan pemantauan diri TD
Perubahan dalam terapi obat
k.      Periksaan Diagnostik
Hemoglobin/hematokrit:Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)dan dapat mengindikasikan factor-faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia
BUN/kreanitin:memberikan informasi tentang perfusi/fungsi jaringan
Glukosa:Hiperglikemia(diabetes militus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin(meningkatkan hipertensi)
Kalium Serum:Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic
Kalsium Serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi
Kolesterol dan trigeliserida serum:Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
Kadar aldosteron urin/serum:untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)
Urinalisasi : Darah,protein,glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau adanya diabetes
VMA urin (metabolit katekolamin) : Kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokromositoma (penyebab) ; VMA urin 24 jam dapat dilakukan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul
Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai resiko terjadinya hipertensi
Streroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma, (penyebab; VMA urin24 jam dapat dilakukan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul
IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyebab parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter
Foto dada : dapat mengidentifikasi obstruksi klasifikasi pada area katup ; deposit pada dan atau takik aorta perbesaran jantung
CT scan : mengkaji tumor serebral ,CSV, ensefalopati,dan feokromisitoma
EKG : Dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan , gangguan konduksi catatan : Luas, peningggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi (Doenges,2000)
2.      Intervensi
a.       Resti penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload vasokontriksi
Tujuan  : mempertahankan tekanan darah, irama, dan frekuensi jantung agar  tetap stabil
Intervensi:
1)      Pantau TTV, catat adanya kualitas denyutan sentral dan perifer
2)      Amati warna kulit, perubahan suhu dan pengisian kapiler
3)      Catat edema, batasi cairan dan diet natrium sesuai indikasi
4)      Lakukan tindakan nyaman, pijatan punggung, leher, dan meninggikan kepala tempat tidur
5)      Berikan diuretic dan vasodilatasi
(Doenges, 2000)
b.      Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral
Tujuan  : nyeri berkurang sampai hilang
Intervensi:
1)      Pertahankan tirah baring selama fase akut
2)      Berikat kompres hangat, pijat punggung dan leher serta teknik relaksasi
3)      Meminimalkan aktivitas vasokontriksi, mengejan saat BAB, batuk panjang
4)      Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
5)      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik dan antiansietas
(Doenges, 2000)
c.       Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fatique
Tujuan  : pasien mampu untuk beraktivitas
Intervensi:
1)      Kaji respon pasien terhadap aktivitas
2)      Instruksikan teknik penghematan energy
3)      Dorong perawatan diri secara bertahap
4)      Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL
(Doenges,2000)
d.      Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema
Tujuan  : volume cairan balance
Intervensi:
1)      Kaji tanda-tanda vital
2)      Kaji pemasukan dan pengeluaran
3)      Kaji turgor kulit
4)      Timbang berat badan
Pertahankan pemasukan total cairan (Doenges,2000)




BAB II
TINJAUAN KASUS

A.      PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada hari Kamis, 20 Januari 2011 pada pukul 11.30 WIB di ruang Bugenvil Rumah Sakit Umum Daerah Kudus dengan auto anamnesa dan allow anamnesa
1.      Identitas Klien
Nama                         : Tn D
Umur                         :  46 tahun
Alamat                       : Kalinyamatan, Bandungrejo 1/4 Jepara
Agama                       : Islam
Pekerjaan                   : tukang becak
Golongan darah         : B
Tanggal masuk          : 19 Januari 2011
Dx. Masuk                 : Hipertensi

2.      Identitas Penanggung Jawab
Nama                         : Ny. T
Umur                         :  45 tahun
Alamat                       : Kalinyamatan, Bandungrejo 1/4 Jepara
Agama                       : Islam
Pekerjaan                   : ibu rumah tangga
Hubungan dg. Klien : istri

B.       RIWAYAT KESEHATAN
1.      Keuhan Utama
Pasien mengatakan kepalanya pusing dan tangan, kakinya yang sebelah kiri tidak bisa digerakkan.
2.      Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan merasakan pusing selama 3 hari. Disamping itu pasien mengatakan anggota badannya tidak bisa digerakkan seketika setelah dia duduk lama dan tidak bisa bangun kembali. Sebelum dibawa ke rumah sakit pasien dirawat sendiri oleh istrinya. Karena pusingnya tidak kunjung sembuh, dan anggota badannya tetap tidak bisa digerakkan akhirnya pasien dibawa ke rumah sakit umum daerah kudus dengan keluhan pusing dan mati rasa angota tubuh bagian kiri. Pasien diterima di IGD pada tanggal 18 januari 2011, dan mendapat terapi, infus RL 20tpm, vitamin B1, B6, B12, Piracetam 3x 1 gr, kalnex 3 x 500mg. Obat oral ISDN 2 x 5 mg, Aspilet 1 x 100 mg, Amilodipin 10 mg. Dan pasien dibawa ke ruang Bougenville 2 untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
3.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasien pernah beberapa kali mengalami gejala seperti sekarang ini yaitu pusing tetapi tidak sampai badannya tidak bisa digerakkan seperti ini. Akan tetapi baru kali ini pasien dirawat di rumah sakit karena sebelumnya pusing yang dirasakan dapat diatasi dengan minum obat yang dibelikan oleh istrinya seperti panadol atau paramek.


4.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya ada yang menderita tekanan darah tinggi (hipertensi), tetapi tidak ada yang menderita penyakit menular seperti DM dan gagal ginjal .

C.      RIWAYAT LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
Pasien tinggal bersama keluarganya yang berjumlah 4 orang, kondisi rumah, lantai dari plester, posisi rumah jauh dari jalan raya ,jauh dari kegaduhan dan keramaian, bersih, dengan jumlah kamar 4 buah kamar.

D.      PENGKAJIAN SISTEM
Keadaan umum pasien : pasien tampak lemah
Kesadaran                                 : composmentis
GCS                              : E = 5 , M = 6 , V = 4 = 15
1.                              Sistem Pernafasan
pasien mengalami sesak nafas, dan  menggunakan alat bantu pernafasan
kanul nasal 2 liter/menit
Pasien merupakan seorang perokok sejak ia muda sampai saat ini.
RR : 29 x/mnt , nafas dangkal, irama ; ireguler, dada simetris, terdapat
retraksi interkosta, taktil fermitus kanan dan kiri sama.



Paru-paru          : I  : dada simetris,ada tarikan intercosta
P : traktil fremitus sama antara kanan dan kiri,
P : resonan
A: terdapat ronchi dan wheezing
2.                              Sistem Kardiovaskuler
Pasien mengalami hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, saat ini pasien
mengalami matirasa ekstremitas kiri, dan pasien merasa palpitasi.
Td : 160/90 mm/Hg
N : 88 x/ menit
S : 37 0 C
CRT : 2 dtk
PF jantung
I  : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis teraba di intercosta ke 4
P : pekak
A: terdengar S1 dan S2 regular, lup dup cepat, tidak terdengar murmur dan gallop.
3.                              Sistem persyarafan dan Muskuluskeletal
Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan dan cidera kepala, terdapat nyeri kepala saat pasien merasa pusing, dan ekstremitas kiri pasien lumpuh, terdapat nyeri sendi. Pasien tidak mampu untuk berjalan, dan melakukan koordinasi dengan baik karena pasin mengalami kelumpuhan pada ekstremitas kirinya, mobilisasi hanya dapat dilakukan di tempat tidur dan hanya bisa miring ke kiri saja.

Tonus otot ( hemiplegi sinistra )
                       5         0
                       5         0
Pengkajian Nervus 12 Kranial                       
Urutan saraf
Nama Saraf
Sifat Saraf
Respon
I
Nrevus olfaktorius
Sensorik
Tidak terdapat gangguan penciuman,hidung berfungsi dengan baik,nyeri hidung (-)
II
Nervus optikus
Sensorik
Bola mata dapat digerakkan dengan baik, tidak ada gangguan penglihatan
III
Nervus okulomotoris
Motorik
Penggerakan bola mata dan mengangkat kelopak mata (+)
IV
Nervus troklearis
Motorik
Penggerakan bola mata dan memutar mata ( +)
V
Nervus trigeminus
N. Oftalmikus
N.  Maksilaris
N. Mandibularis
Motorik dan sensorik
Motorik dan sensorik
Sensorik
Motorik dan sensorik


Nyeri kepala (+)
Tidak terdapat nyeri gigi
Tidak terdapat nyeri telan
Bisa membuka mulut dan menutup mulut
VI
Nervus Abdusen
Motorik

VII
Nervus fasialis
Motorik dan sensorik
Mimik muka tidak ada kelainan, sedih,senyum, meringis (+)
VIII
Nervus auditorius
Sensorik
Rangsang mendengar positif,dapat menengar dengan baik
IX
Nervus Glosofaringeus
Sensorik dan motorik
Rangsang cita rasa baik dapat membedakan rasa asin, asam manis dan pahit.
X
Nervus vagus
Sensorik dan motorik
Kemempuan menelan baik tidak ada gangguan
XI
Nervus assesorios
Motorik
Kemampuan menggerakkan leher baik(fleksi,ekstensi,aduksi,abduksi)
XII
Nervus hipoglosus
Motorik
Kemampuan menelan dan dan merasakan baik

4.                              Sistem Integumen
Pasien tidak memiliki riwayat gangguan kulit, tidak ditemukan adanya lesi, edema, kuku normal, penyebaran rambut merata, kulit halus, mukosa bibir kering.
5.                              Sistem Perkemihan
Sejak pasien masuk rumah sakit, pasien belum bisa BAK
6.                              Sistem Gastrointestinal
Pasie mengatakan tidak memiliki makanan pantangan, pasien juga tidak memiliki kebiasaan makan, apabila lapar, pasien akan segera makan. Setelah sakit pasien tidak nafsu makan karena kelemahan yang dialaminya, pasien tidak mengalami gangguan dalam mengunyah ataupn menelan, dan sejak sakit sampai masuk rumah sakit pasien hanya dapat BAB 1x di rumah.
Terdapat bau mulut yang dikarenakan kondisi mulut yang kotor.
PF Abdomen
I  : tidak terdapat lesi atau bekas luka
A : peristaltic usus 23x/mnt
P  : tidak terdapat nyeri tekan,
P  : tympani
7.                              Sistem Pengindraan
Pasien tidak mengalami gangguan sistem pengindraan mata , telinga, hidung berfungsi dengan baik.
Pemeriksaan Fisik
a.         Mata           :
1)       Kanan : penglihatan baik, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak enemis, tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
2)       Kiri : penglihatan baik, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak enemis, tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
b.         Hidung       : bentuk hidung simetris, tidak terdapat pembesaran polip, tidak menggunakan alat bantu pernafasan,patensi nares kanan dan kiri dan sama.
c.         Telinga       : bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, tidak terdapat penumpukan serumen, dapat mendengar dengan baik, tidak menggunakan alat bantu pendengaran
d.        Peraba        : masih bisa membedakan mana yang halus dan yang kasar untuk extremitas kanan, untuk extremitas kiri mati rasa atau tgdak dapat merasakan lagi.
e.         Perasa         : indra perasa masih bisa marsakan dengan baik,bisa membedakan rasa asin, asam, pedas, dan manis, tidak terdapat gangguan.

8.                              Sistem Endokrin
Pasien tidak memiliki riwayat gangguan pertumbuhan dan perkembangan, bentuk dan proporsi tubuh normal, tidak ada abnormalitas struktur , bentuk dan ekspresi wajah.
9.             Sistem Imunitas
Pasien tidak memiliki riwayat gangguan sistem imunitas seperti alergi atau sensitivitas terhadap makanan dan obat-obatan.

E.     DATA TAMBAHAN
1.      Pola istirahat dan tidur
Pasien mengalami gangguan istirahat dan tidur karena pusing yang dialaminya. Pasien tidur 1 jam saat siang hari dan 4-5  jam selama malam hari.
2.      Integritas ego
Pasien dapat berkomunikasi dengan keluarga yang menjenguknya, dan kadang-kadang ngobrol dengan pasien dan keluarga pasien di sebelahnya.
3.      Activity Daily Live (ADL)
Aktifitas pasien selama sakit dibantu oleh keluarga. Karena kelemahan yang dialaminya.
Tabel Aktivitas
Kemampuan perawatan diri
Selama sakit





0
1
2
3
4
Makan / minum



ü

Mandi



ü

Toileting


ü


Berpakaian


ü


Mobilisasi di tempat tidur

ü



Berpindah



ü

Ambulasi / ROM


ü



Keterangan :          0 : mandiri
                              1 : dengan alat bantu
                              2 : dengan bantuan orang lain
                              3 : dengan bantuan alat dan orang lain
                              4 : tergantung total

4.      Ketidaknyamanan
Pasien merasa aman karena dirawat di rumah sakit oleh perawat dan didampingi oleh keluarga, namun tidak nyaman dengan keadaan di rumah sakit yang ramai oleh pemgunjung dan keluarga pasien lain karena pasien dirawat di ruang kelas II yang dihuni oleh enam orang pasien tiap ruangnya.
Pengkajian Nyeri
P : nyeri dirasakan karena pusing
Q: nyeri seperti di timpa benda berat
R: kepala
S : 6
T: sering dirasakan
                        















Oval: 6




         0       1           2            3           4           5           6         7          8          9      10










Nyeri Ringan
 

Tidak ada
nyeri

 



Nyeri sedang
 







 




5.      Pembelajaran
Pasien biasanya menanyakan kenapa sakit yang dideritanya tidak sembuh-sembuh (pusing dan kelumpuhannya) kepada dokter atau perawat yang memeriksanya.






F.        PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 19 januari 2011
a.       Darah Lengkap
WBC
RBC
HGB
HCT
PLT
PCT
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
PDW

DIFF:
%LYM
%MON
%GRA
*LYM
*MON
*GRA

9.3
5.06
14.2
42.7
195
142
84
28.1
33.3
13.5
7.3
11.5


14.3
4.7
81.0
1.3
0.4
7.6
103/mm3
106/mm3
g/dl
%
103/mm3
%
Pm3
Pg
g/dl
%
Pm3
%


%
%
%
103/mm3
103/mm3
103/mm3
  3.5-10.0
3.80-5.80
11.0-16.5
35.0-50.0
115-390
100-500
80-97
26.5-33.5
31.5-33.5
10.0-15.0
  6.5-11.0
10.0-18.0


17.0-48.0
  40-100
43.0-76.0
1.2-3.2
0.3-0.8
1.2-6.8





Pemeriksaan CT scan              : perdarahan cerebra parietal sinistra
Pemeriksaan foto thoraks        : cardiomegali
                                                  bronchopneumonia
Hasil USG                               :
Hepar      : Tidak membesar
                 Permukaan rata
                 Densitas gemahomogen
                 Massa (-), VP tidak melebar
KE          : Dinding
Pankreas : besar dan batuk N
Ren dx    : besar dan bentuk N
                 Celyces tak melebar
                 Batu (-).
Rensin     : besar dan bentuk N
                 Perenkrim baik
                 Calyces tak melebar
                 Batu           : (-)
                 Lien            :  besar dan bentuk N
                 Batu           : (-)
                 Dinding tipis
                 Blas            : batu (-)
                 Prostat        : besar dan bentuk N
                 Massa         : (-)
                 Kesan         :  Tidak tampak Kelainan.
                


2.      Terapi
Tanggal 19 dan 20 Januari 2011

a.    Injeksi
RL
Piracetam
Vit B1, B6, B12
Kalnex
Citicholin
20 tpm
3 x 1 gr
1 x 1 amp
3 x 500 mg
2 x 250 mg
b.    Oral
ISDN       2 x 5 mg
        Aspilet     1 x 100 mg
Amlopidin  3 x 10 mg

ANALISA DATA
Nama   : Tn. D                                                                 
Ruang  : bugenville 2                                                        Dx. Medis       : Hipertensi

No
Hari/tgl
Jam
Data Fokus
Kemungkinan
Penyebab
Masalah
Keperawatan
1.
Kamis
20/01-11
11.30
DS: pasien mengatakan kepalanya pusing
P : nyeri dirasakan       karena pusing
Q: nyeri seperti di timpa benda berat
R: kepala
S : 6
T: sering dirasakan
DO:
a.        pasien meringis
b.      Pasien mengerutkan kening
c.       Pasien memegang kepala



   Hipertensi
   Aliran darah
     Otak
  Retensi                     PD otak
Nyeri Kepala
Gangguan rasa nyaman nyeri (kepala)

Gangguan rasa nyaman nyeri (kepala)
2.
Kamis
20/01-11
11.30
DS: pasien mengatakan badannya terasa lemas, anggota badan yang bagian kiri lumpuh.
DO:
a.       Pasien tampak lemah
b.      Hanya terbaring di tempat tidur
c.       Pasien tampak tidak nyaman saat bergerak
Hipertensi
Aliran darah
Pembuluh darah
       Sistemik
   Vasokontriksi
    After load
        COP
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
3.
Kamis
20/01-11
11.30
DS: pasien mengatakan tidak bisa tidur
DO:
a.       Wajah pasien tampak pucat
b.      Mata tampak kemerahan
c.       Tidur hanya 4-5 jam per hari
   Hipertensi
   Aliran darah
     Otak
  Retensi                     PD otak
Nyeri Kepala
Ganggan pola tidur
Ganggan pola tidur
                         



DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral
2.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
3.      Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan nyeri kepala akibat peningkatan tekanan vaskuler cerebral




RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama   : Tn. D                                                                 
Ruang  : Bugenville 2                                                       Dx. Medis       : Hipertensi
Hari/tgl jam
No. Dx
Tujuan
Intervensi
Ttd
Kamis
20/01-11
11.30
I.
Nyeri kepala berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam denga criteria hasil
a.       Pasien mengatakan tidak pusing lagi
b.      Pasien tidak meringis
c.       Pasien tidak memegang kepalanya

1.      Kaji skala nyeri
2.      Pantau TTV
3.      Berikan posisi yang nyaman
4.      Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
5.      Kolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian analgetik

Kamis
20/01-11
11.30
II.
Pasien tidak lemah stetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam dengan criteria hasil
a.       Pasien tidak lemah lagi
b.      Pasien mampu beraktivitas secara mandiri
c.       Pasien tidak memerlukan bantuan saat beraktivitas
a.       Kaji respon pasien terhadap aktivitas
b.      Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
c.       Ajarka teknik penghematan energi
d.      Berikan bantuan sesuai kebutuhan

Kamis
20/01-11
11.30
III
Pola tidur pasien tidak terganggu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam dengan criteria hasil
a.       Wajah tidak pucat
b.      Mata tidak kemerahan
c.       Pasien dapat tidur sesuai kebutuhan
a.       Kaji pola tidur pasien
b.      Kaji kebiasaan pasien sebelum tidur
c.       Berikan posisi yang nyaman
d.      Anjurkan kepada keluarga untuk membatasi pengunjung














CATATAN KEPERAWATAN

Nama   : Tn. D                                                                 
Ruang  : Bugenville 2                                                       Dx. Medis       : Hipertensi
Hari/tgl jam
No. Dx
Implementasi
Respon
Ttd
Kamis
20/01-11
12.00











12.15





12.30






12.45
I.













II.





III.






I.
a.       Observasi nyeri pasien













b.      Observasi respon pasien terhadap aktivitas




c.       Observasi pola/ kebiasaan tidur pasien





d.      Memeriksa TTV

a.       DS :
P : nyeri dirasakan karena pusing
Q: nyeri seperti di timpa benda berat
R: kepala
S : 6
T: sering dirasakan pada ubun-ubun kepala
DO:
Pasien terlihat meringis menahan sakit kepalanya dan memeganggi kepalanya
b.      DS:
Ps. Mengatakan badannya lemas dan susah untuk bergerak
DO : Pasien belum mampu beaktivitas
DS :Pasien tidur 4-5 jam tiap malam
DO : Pasien terlihat lemah,mata merah dan agak hitam pada daerah kelopak matanya

c.       TTV
TD: 160/90
 N: 88x/menit
S : 370C
RR : 22x/mnt

Kamis
20/01-11
14.15


14.30



14.40


14.50





15.25



16.05




16.15





16.40


16.55



17.10



II.




I



I


I





I





a.       Mengganti infus RL 20 tpm




b.      Memberikan posisi sim



c.       Mengajarkan teknik nafas dalam

d.      Memberikan injeksi
Piracetam  1 gr, Vit B1, B6, B12  1 amp, Kalnex 500 mg



e.       Memberikan obat oral
ISDN 1 tbl, Amlodipin 10 mg

f.       Observasi pasien terhadap aktivitas



g.      Memberikan dorongan untuk menggerakkan jari-jari tangan



h.      Menginstruksikan pasien sering istirahat

i.        Memberikan bantuan membersihkan badan


j.        Memeriksa TTV
DS : Ps menerima
DO : cairan masuk melalui selang infus, menambah cairan elektrolit tubuh
DS: Ps. Nyaman dengan posisi yang diberikan
DO: ps terlihat tenang dan tidak gelisah lagi.
DS : Ps merasa lebih tenang dan nyaman
DO : Ps kooperatif
DS : pasien mau menerima injeksi
DO: injeksi diberikan melalui IV,  pasie merasa sedikit nyeri saat injeksi di masukan.
DS: pasien mau menerima
DO : pasien minum obat yang diberikan
DS: pasien mengatakan badannya masih lemah
DO : pasien terlihat masih terbaring di tempat tidur
DS: Pasien belum bisa menggenggam dengan baik
DO : Ps. Terlihat sangat lemah dan kesulitan untuk menggerakkannya
DS: Pasien mau istirahat bila keadaan tenang
DO : pasien kooperatif
DS: Pasien mau dibantu perawat dan keluarga
DO : ADL diabantu keluarganya selama sakit
DS :Ps mau diperiksa
DO: TD:160/100   N:88 S: 37

Kamis 
20/01-11
20.20




20.30



20.45



21.55



22.05




22.20

III.






I



II



III



I




II
a.       Observasi pola/ kebiasaan tidur pasien





b.      Observasi KU dan TTV



c.       Memberikan posisi supinasi



d.      Membatasi pengunjung



e.       Memberikan terapi injeksi
Piracetam 1 gr, Citicholin 250 mg, Kalnex 500 mg


f.       Mengganti infus RL

DS: Pasien bisa tidur jika terlalu merasakan sakit untuk mengalihkan perhatian nyeri yang dirasakannya
DO: sejak sore pasien terlihat sering tidur
DS : Ps. masih lemah.
DO : Ps. hanya terbaring saja dTempat tidur

DS :Ps nyaman dengan posisi yang diberikan
DO: pasien terlihat lebih tenang
DS: Ps.merasa lebih nyaman
DO: suasana kamar terlihat lebih tenang
DS : Ps. mau menerima
DO : Ps tidak merasa mual ataupun muntah tidak juga timbul gatal-gatal
DS : Ps. mau menerima
DO : terapi diberikan melalui infus 20 tpm

Jum’at
21/01-11




05.00


07.20





07.55




08.15












09.10


09.20



09.45





10.05



11.05



11.15



12.00






I





I


I





I




I












II


I



I





I



III



II



III
a.       mengobservasi KU dan Memeriksa TTV




b.      Memberikan infus RL


c.       Membersihkan tempat tidur




d.      Memberikan terapi injeksi
 Piracetam 1 gr, Citicholin 250 mg, Kalnex 500 mg, Vit B1, B6, B12 1 amp

e.       Mengkaji nyeri pasien












f.       Mengajarkan teknik nafas dalam

g.      Memberikan posisi supinasi


h.      Memeriksa TTV





i.         Memberikan obat oral
ISDN 5 mg tab
Amlodipin 10 mg tab
Aspilet 100 mg tab
j.        Membatasi pengunjung



k.      Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas


l.        Mengkaji pola/ kebiasaan tidur pasien



DS : Ps. mau diperiksa
DO: Ps. terlihat masih lemah, pusing masih dirasakan
TD : 160/100 N: 88 S:370C

DS : Ps. mau menerima
DO : terapi diberikan melalui infus 20 tpm
DS: Ps. mau dibersihkan tempat tidurnya
DO : Ps.terlihat lebih nyaman


DS: pasien mau menerima
DO: injeksi diberikan melalui IV, Ps tidak merasa mual ataupun muntah tidak juga timbul gatal-gatal
DS :
P : nyeri dirasakan karena pusing
Q: nyeri seperti di timpa benda berat
R: kepala
S : 5
T: sering dirasakan
DO:
Pasien terlihat meringis menahan sakit kepalanya dan memeganggi kepalanya
DS : Ps merasa lebih tenang dan nyaman
DO : Ps kooperatif
DS : Ps nyaman dengan posisi yang diberikan
DO: pasien terlihat lebih tenang
DS : Ps. mau diperiksa
DO: Ps. terlihat masih lemah pusing masih dirasakan
TD : 160/100 N: 88 S:370C

DS: Ps. mau menerima
DO:obat diminum setelah makan

 DS: Ps.merasa lebih nyaman
 DO: ruangan terlihat lebih tenang
DS:
Ps.Mengatakan badannya lemas dan susah untuk bergerak
DO : Pasien belum mampu beaktivitas
DS :Pasien tidur 6-8 jam tiap malam
DO : Pasien terlihat lemah,mata merah dan agak hitam pada daerah kel



CATATAN PERKEMBANGAN

Nama   : Tn. D                                                     
Ruang  : Bugenville 2                                           Dx. Medis       : Hipertensi
Hari/tgl jam
No. Dx
Evaluasi
ttd
Kamis
20/01-11
23.00


I.
S  : pasien mengatakan pusing sedikit berkurang
O :
-          Pasien mengatakan masih merasa pusing
-          Pasien masih terlihat meringis
-          Pasien masih memegang kepalanya
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1.      Kaji skala nyeri
2.      Pantau TTV
3.      Berikan posisi yang nyaman
4.      Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
5.      Kolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian analgetik

Kamis
20/01-11
23.00
II
S  : pasien mengatakan badannya masih terasa lemah
O : - pasien tampak lemah
-          Pasien tampak tidak nyaman saat bergerak
-          Pasien belum mampu beraktivitas secara mandiri
-          Pasien masih memerlukan bantuan saat beraktivitas
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1.      Kaji respon pasien terhadap aktiitas
2.      Dorong untuk beraktivitas
3.      Ajarkan tehnik ROM pasif dan Aktif
4.      Berikan bantuan sesuai kebutuhan

Kamis
20/01-11
23.00
III.
S  : pasien mengatakan masih belum bisa tidur dengan baik
O : - wajah pasien masih pucat
-          Pasien tidur 4-5 jam tiap hari
-          Mata ppasien masih kemerahan
-          Pasien tidak dapat tidur sesuai kebutuhan
A : masalah belum teratasi
P : pertahankan intervensi
1.      Berikan posisi yang nyaman
2.      Anjurkan kepada keluarga untuk membatasi pengunjung
3.      Kaji pola tidur pasien
4.      Kaji kebiasaan pasien sebelum tidur


CATATAN PERKEMBANGAN

Nama   : Tn. D                                                     
Ruang  : Bugenville 2                                           Dx. Medis       : Hipertensi
Hari/tgl jam
No. Dx
Evaluasi
ttd
Jum’at
21/01-11
13.00


I.
S  : pasien mengatakan pusing masih dirasakan
O : - pasien mengatakan masih merasa pusing
-  Pasien masih memegangi kepalanya
-  Pasien tidak terlihat meringis lagi
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1.      Kaji skala nyeri
2.      Pantau TTV
3.      Berikan posisi yang nyaman
4.      Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
5.      Kolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian analgetik

Jum’at
20/01-11
13.00
II
S  : pasien mengatakan badannya masih terasa lemah
O : - pasien tampak lemah
-  Gerak pasien sangat terbatas
-  Pasien memerlukan bantuan saat beraktivitas
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1.      Kaji respon pasien terhadap aktiitas
2.      Berikan latihan Rom aktif dan pasif
3.      berikan bantuan sesuai kebutuhan

Jum’at
21/01-11
13.00
III.
S  : pasien mengatakan waktu istirahatnya sudah bertambah
O : - wajah pasien tidak pucat
-  Pasien tidur 6-8 jam tiap hari
-  Mata pasien tidak merah lagi
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi










CT SCAN
 





PHOTO TORAX
 



DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elisabeth J. 2009 Patofisiologi Ed.3 Jakarta : EGC
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan keperawatan. Edisi. 3. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. 1999. Patofisiologi Konsep Klinis - Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Brunner & Suddarth.  Edisi. 8. Vol 2. Jakarta: EGC
Pramono,20011. hipertensi mengancam dunia. www.artikelkesehatan . diakses pada tanggal, 20 Januari 2011,jam 15.00


Tidak ada komentar:

Posting Komentar