Sabtu, 07 Januari 2012

Askep Kasus Isolasi Sosial: Menarik Diri


Pengkajian keperawatan kesehatan jiwa
Ruang rawat wisma sadewa , tanggal di rawat 1 november 2011 jam 11.10 WIB
       I.            IDENTITAS KLIEN
Nama                           : Tn.D
Umur                           : 29 th
Jenis kelamin               : laki-laki
Pendidikan                  :SMP
Pekerjaan                     : pengangguran
Suku/bangsa                : jawa
Alamat                                    : banjarnegara
No.CM                        : 63248
Tanggal pengkajian     : 20 desember 2011
Dx.medis                     : F 20.3
Penanggung jawab     :Dinsos ngudi rahayu kendal
    II.             ALASAN MASUK
            Pasien di bawa ke rumah sakit karena pasien sering menyendiri dan diam selama tiga hari, tidak pernah berinteraksi dengan orang lain.


 III.             FAKTOR PREDISPOSISI
Pasien pergi dari rumah kurang lebih 4 tahun yang lalu. Selama ini pasien di rawat di panti ngudi rahayu kendal. Pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik baik sebagai pelaku ataupun korban. Pasien di bawa ke rumah sakit untuk yang pertama kali.

 IV.            FAKTOR PRESIPITASI
Kurang lebih 3 hari sebelum di bawa ke rumah sakit pasien mendadak diam, tidak mau melakukan aktivitas apapun termasuk makan, minum, dan ADL tanpa sebab yang jelas.
           
    V.            Pemeriksaan fisik
1.Keadaan umum : baik
               Kesadaran : composmentis
               GCS : 15 , E4V5M6
            2.Vital sign :
            TD : 100/80 mmhg
            N    : 76 x/mnt
            S     : 36,5
            RR  : 18 x/mnt
            3.TB   : 160 cm
            BB   : 48 kg
            4.keluhan fisik
              -
            5. pemeriksaan fisik head to toe
a.       Kepala
Bentuk mesocephale, tidak ada lesi.
b.      Rambut
Hitam, lurus, bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada kutu, penyebaran rambut merata.
c.       Mata
Visus mata normal, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, sclera putih porselin, konjungtiva an anemis, pupil isokor, reflek terhadap cahaya diameter : 2 mm.
d.      Hidung
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran polip, tidak ada secret.
e.       Telinga
Pendengaran baik, lubang telinga bersih tidak ada penumpukan serumen
f.       Mulut dan gigi
Mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada caries.
g.      Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis.
h.      Dada
Jantung : I   : ictus cordis tidak tampak
              Pa : tidak ada  nyeri tekan, tidak ada pembesaran pada jantung
              Pe : pekak
              A  : terdengar suara S1 dan S2 regular
Paru        I    : ekspansi dada simetris, bentuk simetris
              Pa  : taktil fremitus teraba sama pada dada posterior, anterior dan lateral
              Pe  : resonan
              A    : terdengar suara nafas vesikuler
i.        Abdomen : I :bentuk datar, tidak ada lesi
      A : terdengar peristaltic usus 10 x/mnt
      Pa : tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran
       Pe : tympani
j.        Genetalia dan anus
bersih, tidak ada hemoroid dan tidak ada lesi
k.      Kulit
Turgor baik, elastic, terdapat lesi pada kedua telapak tangan
l.        Ekstermitas
5  5
5  5
Akral hangat, CRT  < 3 detik
 VI.            Psikososial
1.      Genogram
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien berusia 29 tahun dengan status belum menikah dam belum mempunyai pekerjaan. Pasien pergi dari rumah karena ada masalah dengan keluarganya. Pasien menjadi gelandangan kemudian di serahkan ke dinas sosial dan dirawat di Panti rehabilitasi Kendal. Selama ini pasien tidak memiliki orang terdekat sehingga pasien tidak pernah bercerita tentang masalah kepada siapapun, lebih suka memendam sendiri. Sebagai penanggung jawab adalah panti ngudi rahayu kendal.

2.      Konsep diri
a.       Citra tubuh
Pasien mengatakan tidak ada kekurangan di seluruh bagian tubuhnya, pasien menyukai seluruh bagian-bagian tubuhnya dan bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah. Pasien menerima dengan keadaannya saat ini.
b.      Identitas  diri
Pasien mengatakan statusnya belum menikah, mengakui bahwa dirinya seorang laki-laki, pasien merasa puas menjadi seorang laki-laki. Pasien berperilaku sebagai seorang laki-laki.
c.       Peran diri
Pasien anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien mengatakan peran dan tugasnya sebagai individu  mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri, sebagai anggota kelompok pasien mampu melaksanakan kegiatan harian dengan kelompok. Pasien mengatakan dengan usianya 29 th sekrang ini belum mampu melaksanakan peran dan tugasnya untuk bekerja. Pasien belum mampu membantu keluarganya. Sebagai anggota masyarakat pasien tidak mampu mengikuti  kegiatan dalam masyarakat.
d.      Ideal diri
Pasien mengatakan mempunyai harapan untuk cepat sembuh dan pulang. Pasien mempunyai harapan untuk segera mendapatkan pekerjaan setelah pulang dari RSJ. Pasien ingin bekerja di pabrik, tetapi harapan pasien tidak sesuai dengan ijazah yang di milikinya. Pasien merasa agak kecewa dan menyesal apabila harapannya tidak bisa terwujud.
e.       Harga diri
Pasien merasa minder karena hanya lulus SMP dan tidak bisa memenuhi harapannya untuk bekerja sebagai karyawan pabrik.
3.      Hubungan sosial
Orang terdekat pasien dirumah adalah adalah ibunya, saat dipanti tidak dekat dengan siapapun.Saat dirumah sakit pasien tidak memiliki teman dekat. Apabila pasien memiliki masalah lebih suka di pendam sendiri.
Pasien mampu berperan serta dalam kegiatan kelompok di rumah sakit, misalnya melaksanakan kegiatan harian di wisma dan TAK.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain pasien mengatakan lebih senang menyendiri karena tidak bisa mengawali pembicaraan dengan orang lain.sehingga pasien terlihat melamun, menunduk dan menyendiri.
4.      Spiritual
a.       Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan pandangannya terhadap orang yang menderita gangguan jiwa  sesuai agama adalah tetap harus melaksanakan ibadah dan harus mendapatkan pengobatan.Menurut pasien pandangan masyarakat tentang gangguan jiwa adalah orang yang gila dan di sia-siakan.
b.      Kegitan ibadah
Pasien tekun melaksanakan kegiatan ibadah ( sholat, mengaji, yasinan/tahlil)  dengan bimbingan perawat. Pandangan pasien tentang kegiatan beribadah adalah sangat penting dan wajib dilaksanakan.
VII.             Status mental
1.      Penampilan
Penampilan pasien rapi, cara berpakain sesuai dan bersih.
2.      Pembicaraan
Pasien tidak mampu mengawali pembicaraan, nada bicara pelan, pasien bicara seperlunya sesuai dengan pertanyaan.

3.      Aktivitas motorik
Pasien tremor ketika diajak interaksi
4.      Alam perasaan
Pasien mengatakan perasaanya berubah-ubah, kadang sedih, takut, kuatir ataupun senang.
5.      Afek
Afek pasien afek tumpul, sulit berekspresi dan bereaksi dengan stimulus yang  kuat.
6.      Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif tetapi kontak mata kurang. Pasien lebih sering merunduk ketika diajak interaksi
7.      Persepsi
Pasien tidak mengalami perubahan persepsi sensori.
8.      Isi pikir
Pasien phobia terhadap ketinggian.
9.      Proses pikir
Pasien tidak mengalami proses pikir.
10.  Tingkat kesadaran
Composmentis, orientasi tempat dan waktu dan orang baik.
11.  Memori
Pasien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang ; pasien tidak mampu mengingat tanggal kelahirannya. Tidak mampu mengingat kejadian dalam waktu 1 bulan. Pasien memori jangka pendek tidak terganggu.
12.  Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien hanya mampu berhitung sederhana.
13.  Kemampuan penilaian
Pasien mampu mengambil keputusan sederhana dengan bantuan orang lain. Misal membantu temannya dengan dimotivasi perawat atau teman sewisma.
14.  Daya tilik diri
Pasien mengakui bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan, pasien mengakui dirinya sedang dirawat di RSJ.
VIII.            Kebutuhan Perencanaan Pulang
1.      Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Pasien mampu memenuhi kebutuhan makan 3x/hari mulai dari Persiapan sampai membersihkan alat alat makan. Pasien tidak tau cara berdandan yang baik, masih dengan bimbingan perawat. Pasien bertempat tinggal dipanti. Pasien tidak memiliki uang/penghasilan karena pasien belum memiliki pekerjaan.
2.      Kegiatan hidup sehari-hari
a.       Perawatan diri
Pasien mengatakan tidak tahu urutan cara mandi yang benar. Kebutuhan ADL harus dengan bimbingan perawat.
b.      Nutrisi
Pasien puas dengan pola makannya yaitu 3xsehari, nafsu makan pasien berubah-ubah kadang nafsu makan meningkat kadang menurun/sedikit.
BB tetap 48 kg, BB terendah 46kg, Bb tertinggi 48kg.
c.       Tidur
Pasien mengatakan tidak ada masalah tidur, pasien tidur malam 9 jam. Pasien merasa segar setelah bangun tidur. Ada kebiasaan tidur siang dengan lama tidur tidak tentu antara 1-2 jam.
3.      Kemampuan klien dalam:
a.       Mengantisipasi kebutuhan sendiri
Mampu memanage kegiatan sehari-hari dengan bimbingan perawat.
b.      Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
Pasien mampu membuat keinginan sendiri dengan bantuan orang lain(perawat).
c.       Mengatur penggunaan obat
Pasien tidak mampu menggunakan obat secara mandiri, harus dengan motivasi.


d.      Melakukan pemeriksaan kesehatan
Pasien tidak mampu melakukan pemeriksaan kesehatan secara mandiri untuk pemeriksaan lanjutan setelah pulang dari RSJ.
e.       Kegiatan di luar  rumah
Pasien tidak mampu berinteraksi dengan sosial dengan alasan malu dan tidak bisa mengawali pembicaraan dengan orang lain.
4.      Klien memiliki system pendukung
Pasien memiliki system pendukung dalam kelompok sosial di dalam panti rehabilisasi sosial Kendal.
5.      Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan produktif atau hobi ?
Pasien mengatakan menikmati dengan kegiatan produktif saat di unit rehabilitasi.
 IX.             Aspek Medik
1.      Diagnosa Medik : F20.3 ( Skizofrenia tak terinci )
2.      Terapi Medik
Chlopromazine          : 1 x 100 mg
Trihexipenidine         : 2 x 2 mg
Trifluorperazine         : 2 x 5 mg
    X.             Mekanisme Koping
     Pasien mengatakan apabila pasien mengalami masalah pasien lebih suka di pendam sendiri daripada bercerita dengan orang lain.
 XI.            Masalah Psikososial dan Lingkungan
      Pasien mengalami masalah penolakan dari keluarganya, karena dahulu pasien kabur dari rumah kemudian pasien dirawat oleh dinas sosial ( unit rehabilitasi sosial Kendal).
XII.            Kurang Pengetahuan Tentang :
     Pasien kurang mengetahui tentang penyakit jiwa, factor presipitasi dan koping adaptif. Pasien juga tidak mengetahui tentang kesembuhan secara psikososial. Pasien tidak paham tentang management hidup sehat.
ANALISA DATA
Nama klien : Tn.D                                                                               No.Register : 63248
Ruang         : wisma sadewa                                                               Dx.Medis    : F 20.3
No.
Hari/tgl/jam
                      Data focus
Masalah keperawatan
TTD
1.





2.







3.
Selasa, 20 Desember 2011
10.00 WIB


Selasa, 20 Desember 2011
10.00 WIB




Selasa, 20 desember 2011 10.00WIB
Ds : pasien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain, pasien lebih suka menyendiri.
Do : pasien sering menyendiri
        Pasien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
Ds : pasien mengatakan merasa minder karena hanya lulusan SMP dan tidak bisa memenuhi harapannya untuk bekerja sebagai karyawan pabrik
 Do : kontak mata kurang , tidak berinisiatif dan berinteraksi dengan orang lain.
Ds: pasien mengatakan tidak tahu cara mandi dan berdandan yang benar.
Do: pasien mandi dan berdandan dengan bimbingan perawat.
Isolasi Sosial : Menarik Diri





Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah






Defisit Perawatan Diri (mandi dan  berdandan)


Isolasi Sosial : Menarik Diri
Pohon masalah
Defisit Perawatan Diri                   
                                                                       
Harga Diri Rendah
         DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.D                                                                               No.Register : 63248
Ruang         : Wisma sadewa                                                               Dx.Medis    : F 20.3
No.
Diagnosa  Keperawatan
Tanggal ditemukan
Tanggal teratasi
TTD
1.
2.

3.
Isolasi Sosial : Menarik Diri
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Defisit perawatan diri ( mandi dan berdandan ).
20 desember 2011
20 desember 2011

20 desember 2011
-
-

-




RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Tn.D                                                                               No.Register : 63248
Ruang         : Wisma sadewa                                                               Dx.Medis    : F 20.3
Tanggal
Dx.keperawatan
Perencanaan
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi

Isolasi sosial : menarik diri

TUM : klien dapat berinteraksi dengan orang lain.

TUK :
1.klien dapat membina hubungan saling percaya







1.klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat :
- wajah cerah, tersenyum, mau berkenalan
-ada kontak mata
-bersedia menceritakan perasaan, bersedia menceritakan masalahnya.







1.1  BHSP dengan:
-Beri salam setiap berinteraksi
-Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, tujuan perawat berkenalan
-Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
-Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
-Tanyakan perasaan klien dan masalah yang di hadapi klien
-Buat kontrak interaksi yang jelas
-Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien



2.Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
2.klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari :
-diri sendiri
-orang lain
-lingkungan
2.1 Tanyakan pada klienn tentang :
- orang yang tinggal serumah atau teman sekamar klien
-orang yang paling dekat dengan klien di rumah atau di ruang keperawatan
-Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
-Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah atau di ruang keperawatann
-Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
-Upaya yang sudah di lakukan agar dekat dengan orang lain

2.2 Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain.
2.3 Beri reinforcement


TUK :
3.klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri

3.klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial misalnya :
- Banyak teman
- Tidak kesepian
- Bisa diskusi
- Saling menolong
Dan kerugian menarik diri, misalnya :
-sendiri
-Kesepian
-TIdak bias diskusi

3.1 Tanyakan pada klien tentang :
- manfaat hubungan sosial
-kerugian menarik diri
3.2 Diskusikan bersam klien tentang :
-manfaat berhubungan sosial dan kerugian menarik diri
-Beri reinforcement




TUK :
4.klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap



4. klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan :
-perawat
-perawat lain
-klien lain
-kelompok


4.1Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial
4.2Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan atau berkomunikasi dengan :
-perawat lain
-klien lain
-kelompok
4.3Libatkan klien dalam TAK sosialisasi
4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam bersosialisasi
4.5Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah di buat
4.6 Beri reinforcement


TUK :
5.klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial

5.klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan :
- orang lain
- kelompok

5.1 Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah behubungan sosial dengan :
- orang lain
- kelompok
5.2 Beri reinforcement







         CATATAN KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.D                                                                               No.Register : 63248
Ruang         : wisma sadewa                                                               Dx.Medis    : F 20.3
Hari/tgl/jam
Diagnose/tuk/sp
Implementasi
Respon/evaluasi
TTD
Selasa,20 Desember 2011
10.30 WIB





























Rabu, 21 Desember 2011
10.30 WIB





















Kamis , 22 desember 2011
10.30 WIB
Isolasi sosial: menarik diri
TUK 1: klien dapat membina hubungan saling percaya
TUK 2 : klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
TUK 3 : klien mampu menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian menarik diri
SP I













Isolasi sosial : menarik diri
TUK 3 : klien mampu menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian menarik diri
SP I














Isolasi sosial : menarik diri
TUK 4 : klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap
SP I
1.Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial yang di alami pasien
2.Mengidentifikasi keuntungan berinteraksii dengan orang lain dan kerugian menarik diri

























Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian menarik diri




















Melatih pasien berkenalan dengan satu orang ( pasien-perawat )
S : pasien mengatakan merasa senang setelah ngobrol dengan perawat.
Pasien mengatakan lebih suka menyendiri karena tidak bisa mengawali pembicaraan dengan orang lain
Pasien mengatakn tidak tahu keuntungan berinteraksi denagn orang lain dan kerugian menarik diri
O : paisen sering menyendiri
     Pasien tidak bisa menyebutkan kembali keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian menarik diri.
A : pasien sudah mampu mengidentifikasi penyebab MD
pasien belum mampu mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian menarik diri
P : lanjutkan SP I :
    Identifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian menarik diri
S
: pasien mengatakan sudah tahu tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian menarik diri dengan orang lain.

O : pasien bisa menyebutkan kembali keuntungan berinteraksi dengan orang lain : mempunyai banyak teman, bisa cerita dengan teman
Kerugian menarik diri :
Tidak mempunyai teman dan kurang pergaulan
A : pasien mampu mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian menarik diri
P : lanjutkan SP I
     Latih pasien berkenalan dengan satu orang ( perawat )
S : pasien mengatakan tidak mau berkenalan dengan perawat karena tidak tahu cara berkenalan
O : pasien tidak mampu mendemonstrasikan  cara berkenalan dengan satu perawat
A : pasien belum memilki kompetensi berkenalan dengan satu orang perawat.
P : ulangi SP I
     Latih pasien berkenalan dengan satu orang ( pasien-perawat).


DAFTAR PUSTAKA
Carpenito L.J.  2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.  Edisi. 8 Jakarta : EGC.
Keliat B.A,  1999 . Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial Menarik Diri. FKUI: Jakarta
Mahdi, Marzuki.  2002. Standar Oprasional (SOP) Rencana Keperawatan Jiwa
Maramis, W.F. 1998 . Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa. Surabaya : Airlangga Press.
Stuart, G.W. Sundeen, S.J.  2001 . Buku Saku Keperawatan Jiwa ( Terj. Yasmin Asih ), Edisi 3. Jakarta : EGC.
Towsend, M.C. 1998 . Buku Saku  Diagnosa  Keperawatan pada keperawatan psikiatri, ( terj. Novi Helena ), Edisi 3. Penerbit. Jakarta : EGC.
TIM MPKP. 2004. Standar Oprasional ( SOP ) Rencana Keperawatan Jiwa. ( Bogor : Tim Pengembangan MPKP ).