Sabtu, 28 Mei 2011

ASKEP JIWA-HDR


LAPORAN PENDAHULUAN

A.    Kasus (Masalah Utama)
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B.     Pengertian.
Harga Diri Rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.  Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).

C.    Proses Terjadinya Masalah
1.      Penyebab
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.
Stressor pencetus munkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal, seperti : trauma fisik maupun psikis, ketegangan peran, transisi peran situasi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian, serta transisi peran sehat sakit sebagai transisi dari keadaan sehat dan keadaan sakit.

2.      Tanda dan gejala
-          Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit
-          Rasa bersalah terhadap diri sendiri
-          Merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu
-          Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
-          Percaya diri kurang
-          Mencederai diri



3.      Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan interaksi sosial : menarik diri, perubahan penampilan peran, keputusasaan maupun munculnya perilaku kekerasan yang beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

D.    Pohon Masalah
Isolasi sosial : menarik diri


 



Tidak efektifnya koping individu

E.     Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1.      Masalah keperawatan
a.      Isolasi sosial : menarik diri
b.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah
c.       Tidak efektifnya koping individu
2.      Data yang perlu dikaji
a.       Isolasi sosial : menarik diri
1)      Data Subyektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan singkat ”tidak”, ”ya”.
2)      Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri/menghindari orang lain, berdiam diri di kamar, komunikasi kurang atau tidak ada (banyak diam), kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi tidur seperti janin (menekur)

b.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah
1)      Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
2)      Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

c.       Tidak efektifnya koping individu
1)      Data Subyektif
Klien mengatakan tidak mampu melakukan sesuatu, minta bantuan orang lain, klien mengatakan malu dan mengatakan malas melakukan sesuatu.
2)      Data Obyektif
Tampak ketergantungan pada orang lain, tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan, wajah tampak murung.

F.      Diagnosa Keperawatan
1.      Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya doping individu.

G.    Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1: Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan menarik diri
1.      Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan dengan orang lain dan lingkungan.
2.      Tujuan khusus :
a.      Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
ٱ           Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
ٱ           Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
ٱ           Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
ٱ           Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

b.      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
ٱ           Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
ٱ           Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis
ٱ           Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c.       Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
ٱ           Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
ٱ           Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

d.     Klien dapat menetapkan/ merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
ٱ           Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
ٱ           Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
ٱ           Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

e.      Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
ٱ           Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
ٱ           Beri pujian atas keberhasilan klien
ٱ           Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

f.        Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
ٱ           Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
ٱ           Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
ٱ           Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
ٱ           Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

Diagnosa Keperawatan 2: Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping individu.
a.      Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya.



b.      Tujuan khusus :
1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
ٱ           Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
ٱ           Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
ٱ           Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
ٱ           Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

2.      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
ٱ           Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
ٱ           Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis
ٱ           Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3.      Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
ٱ           Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
ٱ           Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

4.      Klien dapat menetapkan/ merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
ٱ           Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
ٱ           Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
ٱ           Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5.      Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
ٱ           Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
ٱ           Beri pujian atas keberhasilan klien
ٱ           Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6.      Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
ٱ           Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
ٱ           Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
ٱ           Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
ٱ           Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar